Harga emas diprediksi bakal melesat ke angka $4.000, dan menurut Jeffrey Gundlach, CEO sekaligus pendiri DoubleLine, penyebab utamanya adalah permintaan masif dari bank-bank sentral.
Ngomong-ngomong soal bank sentral, mereka emang jadi pemain besar di pasar emas. Data dari World Gold Council (WGC) mencatat bahwa bank-bank sentral sudah memborong lebih dari 1.000 ton emas selama tiga tahun berturut-turut! Dan kayaknya, tren ini bakal terus berlanjut sampai 2025.
“Pembelian berkelanjutan ini menegaskan pentingnya emas dalam cadangan resmi, apalagi di tengah meningkatnya risiko geopolitik,” tulis seorang pimpinan riset dari WGC. Contohnya, China yang terus menambah cadangan emasnya selama empat bulan berturut-turut sejak November 2024.
Dalam sebuah konferensi minggu lalu, Gundlach menjelaskan bahwa “lintasan yang sangat tajam dan curam” dari aksi beli bank-bank sentral di seluruh dunia menjadi pendorong utama kenaikan harga emas. “Saya pikir emas akan mencapai $4.000. Mungkin gak tahun ini, tapi saya rasa itu adalah langkah logis setelah konsolidasi panjang di sekitar $1.800,” ujarnya.
Gundlach, yang dikenal sebagai “Raja Obligasi” karena keahliannya dalam investasi pendapatan tetap, menyebutkan bahwa harga emas memang terus mengalami kenaikan dalam beberapa tahun terakhir, setelah sebelumnya sempat turun hingga $1.800 per ons.
Kalau prediksi $4.000 terasa terlalu berani, ada proyeksi lain yang lebih realistis. Analis dari Macquarie, yang dipimpin Marcus Garvey, baru-baru ini memperbarui proyeksi mereka. Mereka memprediksi harga emas bisa tembus $3.500 per ons, bahkan secepatnya di kuartal ketiga tahun ini.
Jadi, siap-siap deh buat para investor emas! Apakah harga emas bakal terus melambung? Kita tunggu saja.