Harga emas terus naik dan bahkan mencetak rekor baru pada pembukaan market hari ini, melampaui angka $3.100 per ons! Lonjakan ini terjadi karena banyak investor mencari tempat aman buat duit mereka, apalagi setelah muncul kekhawatiran soal perang dagang yang makin melebar. Presiden AS, Donald Trump, katanya lagi mempertimbangkan tarif perdagangan yang lebih tinggi buat lebih banyak negara, yang bakal diumumkan pada 2 April nanti. Nggak heran kalau pasar jadi makin waspada dan harga emas terus melaju.
Nggak cuma itu, ketegangan geopolitik juga bikin emas makin dicari. Trump mengancam bakal mengenakan tarif sekunder 25-50% buat minyak Rusia kalau Moskow menghambat usahanya menyelesaikan perang di Ukraina. Dia juga nge-warning Iran dengan tarif tambahan dan bahkan serangan militer kalau mereka nggak mau kerja sama soal kesepakatan nuklir. Dengan ketidakpastian kayak gini, wajar aja kalau banyak orang buru-buru beli emas buat jaga-jaga.
Dari sisi kebijakan moneter, ada faktor lain yang bikin harga emas makin melesat. Presiden Bank Federal Reserve San Francisco, Mary Daly, bilang kalau data inflasi yang keluar hari Jumat kemarin bikin dia ragu bakal ada dua kali pemangkasan suku bunga tahun ini. Nah, kalau suku bunga nggak turun, emas jadi makin menarik karena nggak perlu bersaing sama aset berbunga.
Para analis sepakat kalau tren harga emas masih kuat. Soalnya, ketidakpastian global, kebijakan proteksionisme, dan arah kebijakan moneter yang belum jelas bikin orang-orang makin ngebet punya emas. Bank sentral dan investor gede juga ikut-ikutan borong, makin ngegenjot harga emas ke atas.
Dengan kondisi dunia yang masih penuh ketidakpastian, emas kelihatannya bakal terus naik. Investor pasti bakal terus mantau langkah Trump soal perdagangan dan geopolitik, plus kebijakan suku bunga dari The Fed. Kalau situasi nggak berubah, jangan kaget kalau harga emas terus melaju ke level yang lebih tinggi dalam beberapa bulan ke depan!